Minggu, 18 Juli 2010

PANTAI PANJANG (BENGKULU)

. Bengkulu Yang dulunya dikenal sebagai kota yang tidak “punya apa-apa” sekarang menjadi kota yang patut
diperhitungkan dalam dunia kepariwisataan. Penulis pernah merasakan betul betapa kurang nyaman nya ketika berekreasi di pantai panjang (salah satu pantai yang dikelola Pemda Setempat bersama swasta).

Ketika itu untuk sekedar mandi dan menikmati pemandangan disekitarnya sangat tidak nyaman. Karena kala itu sampah berserakan dimana-mana, belum lagi banyak keluhan pengunjung soal adanya pungutan baik yang resmi ataupun liar. Itu duluh, sekitar tiga atau empat tahun silam. Kini semua itu tinggal kenangan yang  patut untuk tidak terulang.

 jalan jalan sore

Jalan-jalan menikmati indahnya pemandangan pun dimulai. Kendaraan yang ditumpangi Bergerak mulus dari gerbang utama Pantai Panjang Lokasi pertama yang singgahi yaitu pantai di depan Jesco Supermarket. Disini mulai dipasang shelter dan warung tenda  dibawah pohon cemara.

Jogging Track pun mulai tertata disepanjang pantai walau masih jarang warga yang mengunankan fasilitas gratis itu. Selanjutnya menujuh kepantai Zakat, disini dapat dijumpai pasir putih dengan tumpukan batu-batu besar pemecah ombak. Dengan ombak yang tidak terlalu ganas, disini warga dapat mandi dan “berselancar” tanpa dihantui oleh ganasnya ombak laut. Seuasai mandi dan “berselancar” pengunjung dapat menikmati jajanan rakyat seperti jagung bakar aneka rasa, gulai kepala ikan kakap, serta nikmatnya ikan bakar tanpa bumbu.


jalan penghubung antara Pantai Panjang menuju ke Pantai Nala dan Pantai Zakat sudah mulus beraspal bahkan terdapat pula jalan dua jalur. Satu diantara jalan itu baru dibangun oleh Pemda setempat yang langsung menyentuh bibir pantai tanpa terhalang pemukiman warga.

Ada Apa di Pantai Panjang

Pertanyaan ini gampang-gampang susah untuk dijawab. Namun disini sudah semakin banyaknya fasilitas yang ditawarkan bagi mereka yang ingin berhibur dipantai. Disana sudah terdapat sarana rekreasi berupa Bengkulu Indah Mall dilengkapi dengan arena bermain anak-anak, Water Boom serta Supermarket Jesico.

Selain itu pula pengunjung dapat keluar masuk pantai tersebut tanpa dipungut uang masuk. “paling kita diminta bayar parkir 1000 perak” ujar seorang pengendara. Ucapan pengendara tadi, mengingatkan penulis pada masa empat tahun kebelakang. Pada waktu itu setiap pegunjung diharuskan membayar retribusi yang berpariasi tergantung usia, jenis kendaraan (bila berkendara) dan kepentingan.

Retribusi itu terasa berat karena memang tidak ada yang istimewa di sepanjang pantai melainkan hanya hamparan pasir putih dan deburan ombak. Tidak jarang pengunjung memilih untuk menggunakan jalan tikus (biasanya pengunjung masuk melalui pekarangan warga) untuk menghindar dari Rupiah. Saat ini disepanjang pantai panjang mulai tampak Hotel, Coteg serta Convention Hall.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar